Anime Demon Slayer (Kimetsu no Yaiba) tidak hanya dikenal karena pertarungan epik antara pembasmi iblis (Demon Slayer) dan para iblis, tetapi juga karena kekuatan unik yang dimiliki oleh iblis melalui Teknik Blood Demon Art. Blood Demon Art (Kekkei Jutsu) adalah teknik yang lahir dari darah para iblis, memungkinkan mereka untuk melakukan serangan-serangan supernatural yang sangat berbahaya. Setiap iblis memiliki kekuatan yang unik, yang seringkali mencerminkan kepribadian dan latar belakang mereka, menjadikan setiap pertarungan penuh taktik dan kejutan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh strongest Blood Demon Art techniques yang ditampilkan dalam Demon Slayer, menyoroti kekuatan dan kelemahan masing-masing. Dari serangan yang dapat membelah gunung hingga ilusi yang menipu, teknik-teknik ini adalah senjata mematikan yang membuat para pembasmi iblis kewalahan.
Kokushibo: Crescent Moon Blades (Serangan Sabit Bulan)
Sebagai salah satu Upper Moon terkuat, Kokushibo memiliki Blood Demon Art yang sangat mematikan. Teknik ini menciptakan bilah bulan sabit tajam yang muncul setiap kali dia mengayunkan pedangnya. Bilah-bilah ini tak hanya berbahaya secara fisik, tetapi juga tidak dapat diprediksi, karena mereka muncul secara acak di setiap ayunan, membuat musuh sulit menghindarinya. Kombinasi antara keterampilan pedang yang luar biasa dan Blood Demon Art ini menjadikan Kokushibo salah satu iblis yang paling ditakuti dalam seri.
Keunggulan teknik ini adalah daya hancurnya yang besar, dengan jangkauan serangan yang luas dan kecepatan yang sulit ditandingi. Namun, salah satu kelemahan terbesar dari teknik ini adalah bahwa musuh yang sangat cepat dan cerdas masih bisa menemukan celah untuk menghindar jika mereka dapat membaca pola serangan.
Akaza: Destructive Death (Kematian Penghancur)
Akaza, iblis Upper Moon Three, menguasai Blood Demon Art yang dikenal sebagai Destructive Death. Teknik ini memanifestasikan energi destruktif dalam bentuk gelombang kejut yang dapat menimbulkan kerusakan besar pada musuh. Akaza juga memiliki kemampuan untuk memperkuat tubuhnya dengan seni ini, meningkatkan kecepatan dan kekuatan serangannya, menjadikannya salah satu petarung fisik paling tangguh di Demon Slayer.
Selain itu, Destructive Death memungkinkan Akaza untuk melancarkan pukulan jarak jauh yang kuat dan presisi. Ini adalah kombinasi yang sempurna antara serangan jarak dekat dan menengah, membuat lawan sulit mendekat tanpa terkena serangan. Salah satu momen paling epik teknik ini adalah saat Akaza bertarung dengan Kyojuro Rengoku, Hashira Api.
Rui: Cutting Thread Cage (Sangkar Benang Pemotong)
Rui, anggota Lower Moon Five, menggunakan Cutting Thread Cage sebagai Blood Demon Art yang mencerminkan kepribadiannya yang manipulatif dan obsesif terhadap keluarga. Rui dapat menciptakan benang-benang kuat yang sangat tajam, yang dapat ia kendalikan dengan sempurna untuk membentuk jaring dan perangkap bagi musuhnya. Benang-benang ini mampu memotong apa saja, termasuk pedang Nichirin yang digunakan oleh Demon Slayer.
Serangan ini sangat berbahaya karena dapat menyerang dari segala arah dan membuat musuh terperangkap tanpa jalan keluar. Namun, kelemahan utama dari teknik ini adalah benang tersebut bisa dipotong jika musuh memiliki kekuatan dan teknik yang lebih kuat dari milik Rui, seperti yang ditunjukkan dalam pertarungannya dengan Tanjiro dan Nezuko.
Gyutaro: Blood Sickles (Sabit Darah)
Sebagai salah satu dari duo iblis Upper Moon Six, Gyutaro menguasai Blood Demon Art yang sangat unik, yaitu Blood Sickles. Teknik ini memungkinkan Gyutaro memanipulasi darahnya sendiri untuk menciptakan sabit yang sangat tajam. Sabit ini bisa ia lemparkan dan kendalikan dari jarak jauh, menciptakan serangan yang mematikan dan sulit diprediksi. Darah yang digunakan juga beracun, sehingga setiap luka yang ditimbulkan dapat melemahkan lawan secara signifikan.
Salah satu kekuatan terbesar dari teknik ini adalah kemampuannya untuk menyerang dari jarak jauh sekaligus menyebarkan racun, memaksa musuh untuk selalu waspada terhadap setiap gerakan Gyutaro. Meskipun demikian, pengendalian darah Gyutaro membutuhkan energi yang cukup besar, dan semakin lama pertarungan berlangsung, semakin sulit baginya untuk mempertahankan efektivitas sabit darah ini.
Enmu: Dream Manipulation (Manipulasi Mimpi)
Enmu, Lower Moon One, memiliki salah satu Blood Demon Art yang paling menakutkan dalam seri Demon Slayer, yaitu Dream Manipulation. Dengan teknik ini, Enmu bisa memasukkan target ke dalam dunia mimpi yang ia kendalikan sepenuhnya. Ia menggunakan kekuatan ini untuk memanipulasi korban, membuat mereka terperangkap dalam mimpi yang indah atau mimpi buruk tergantung keinginannya.
Serangan ini sangat efektif untuk mengalahkan musuh secara mental tanpa harus bertarung secara langsung. Kelemahan dari teknik ini adalah jika musuh menyadari bahwa mereka sedang berada di dalam mimpi, mereka dapat berusaha bangun dan melawan Enmu di dunia nyata.
Daki: Obi Sash Manipulation (Manipulasi Sabuk Obi)
Sebagai Upper Moon Six bersama saudaranya Gyutaro, Daki menggunakan Blood Demon Art yang dikenal sebagai Obi Sash Manipulation. Teknik ini memungkinkan Daki untuk mengendalikan sabuk obi yang ia gunakan sebagai senjata dan pertahanan. Sabuk tersebut bisa diperpanjang hingga mencapai jarak yang sangat jauh, menciptakan serangan yang cepat dan mematikan. Selain itu, sabuk ini juga bisa digunakan untuk membungkus dan menangkap musuh.
Kelebihan dari teknik ini adalah fleksibilitas dan kecepatan serangan yang sulit ditebak. Namun, jika lawan mampu menghancurkan sabuk tersebut, Daki akan kehilangan salah satu senjata utamanya, seperti yang terjadi dalam pertarungannya melawan Zenitsu, Inosuke, dan Tanjiro.
Muzan Kibutsuji: Biokinesis (Manipulasi Tubuh)
Sebagai Raja Iblis, Muzan Kibutsuji memiliki Blood Demon Art paling kuat dalam seri ini, yaitu Biokinesis. Dengan teknik ini, Muzan dapat memanipulasi tubuhnya sendiri dan mengubahnya menjadi senjata. Ia dapat menciptakan tentakel, merubah bagian tubuhnya menjadi bilah, serta meregenerasi luka dalam waktu yang sangat singkat.
Kekuatan ini membuat Muzan hampir tidak bisa dikalahkan, karena ia dapat mengadaptasi serangannya sesuai dengan musuh yang dihadapinya. Namun, meskipun teknik ini sangat mematikan, kelemahan Muzan terletak pada ketergantungannya pada darah iblisnya, yang membuatnya rentan terhadap senjata yang dirancang khusus untuk membunuh iblis, seperti pedang Nichirin.
Tamayo: Blood Bewitchment (Sihir Darah)
Berbeda dari iblis lainnya, Tamayo menggunakan Blood Demon Art dengan tujuan yang lebih kompleks. Blood Bewitchment memungkinkan Tamayo untuk mengendalikan pikiran orang lain dan bahkan membuat mereka jujur. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengorek informasi atau memanipulasi lawan tanpa harus menggunakan kekuatan fisik.
Meskipun tidak bersifat ofensif, teknik ini sangat berbahaya dalam konteks taktis. Kelemahan dari teknik ini adalah bahwa Tamayo harus mencampur darahnya ke dalam tubuh target, yang dapat menjadi tantangan dalam situasi pertempuran.
Hantengu: Emotion Splitting (Pemisahan Emosi)
Hantengu, salah satu iblis Upper Moon Four, memiliki kemampuan yang unik dalam Blood Demon Art-nya, yaitu Emotion Splitting. Dengan teknik ini, Hantengu bisa membagi dirinya menjadi beberapa iblis yang masing-masing mewakili emosi yang berbeda, seperti kemarahan, kesedihan, kegembiraan, dan ketakutan. Setiap sosok memiliki kemampuan unik dan kekuatan yang berbeda, sehingga menghadapi Hantengu adalah seperti menghadapi banyak musuh sekaligus.
Teknik ini membuat Hantengu sangat sulit dikalahkan karena lawan harus mengalahkan setiap bagian emosinya. Kelemahan utama dari teknik ini adalah bahwa meskipun bagian-bagian emosinya sangat kuat, Hantengu sendiri sebenarnya cukup lemah dan mudah dihancurkan jika ditemukan.
Blood Demon Art adalah salah satu elemen yang membuat Demon Slayer begitu memikat. Setiap teknik yang digunakan oleh iblis dalam seri ini tidak hanya mematikan tetapi juga memiliki makna yang mendalam terkait dengan kepribadian dan latar belakang karakter tersebut. Dari kemampuan destruktif seperti milik Akaza hingga teknik manipulatif seperti Enmu, para iblis dalam Demon Slayer menunjukkan beragam cara untuk menggunakan kekuatan supernatural mereka.
Dengan berbagai Blood Demon Art ini, para Demon Slayer harus menggunakan kecerdasan, kekuatan, dan kerja sama untuk menghadapi ancaman yang semakin berbahaya. Teknik-teknik ini bukan hanya senjata, tetapi juga bagian dari identitas masing-masing iblis, yang membuat setiap pertarungan menjadi sangat unik dan epik.
